Tugas pengamanan perbatasan Kapuas Hulu yang sebelumnya dipegang oleh Yonif 325/ Grd, kini diambil alih oleh Yonif 132/BS Pekan Baru – Riau dari Kodam 1/Bukit Barisan. Serah terima tugas keduanya direncanakan berlangsung pada tanggal 10 April 2015 di Badau oleh Danrem 121/ABW.
“Untuk saat ini, penggantian tugas sudah dekat, Insya Allah sore ini sekitar pukul 8 malam mereka sudah mendarat di Pontianak. Besok dilanjutkan dengan penerimaan oleh Panglima Kodam XII/Tpr dan pemberian perintah oleh Danrem 121/Abw. Habis itu baru mereka menuju daerah operasi mengantikan kami yang diperkirakan tanggal 9 April 2015 mereka sampai dan ada serah terima tugas yang dilakukan Danrem di Badau pada tanggal 9 atau 10 April 2015. Setelah itu baru kami kembali ke Pontianak, karena akan ada acara pelepasan oleh panglima, baru paling lambat tanggal 11 April 2015 kapal yang akan membawa kami ke Jakarta,” kata Letkol. Inf. M. Albar, Danyon 315/Garuda selaku Datgaspur Pamtas di Perbatasan Kapuas Hulu, Senin (6/4/2015) saat ditemui di Sekretariat daerah Kapuas Hulu.
Datgaspur Pamtas di Perbatasan Kapuas Hulu menuturkan, pihaknya telah bertugas selama sembilan bulan di perbatasan Kapuas Hulu. Ada 350 orang personil yang di tugaskan sejak tanggal 1 juli 2014 silam. “Kebetulan kami baru kali ini bertugas di wilayah perbatasan Kapuas hulu. Di sini memiliki suku yang bagus, sehingga kami cukup terkesan dengan masyarakat dan aparatur setempatnya, apa lagi dengan adat istiadatnya. Sehingga ini akan menjadi kenangan bagi kami setelah kembali dari tugas ini,” ungkapnya.
Datgaspur Pamtas di Perbatasan Kapuas Hulu menilai, nasionalisme masyarakat perbatasan masih ada, dalam artian tidak semuanya rendah. Keterbatasan masyarakat diwilayahnya sendiri yang membuat mereka belajar, berobat dan bekerja ke Negara Malaysia. Namun, dengan perjalanan waktu setelah masuk perusahaan perkebunan dan sektor pertanian pun meningkat, lambat laun mereka tetap ditempat. “Kita memang tidak bisa mencegah masyarakat perbatasan menyeberang, karena memang mereka masih satu rumpun. Sehingga masih ada hubungan kekerabatan antara masyarakat Indonesia dan Malaysia. Banyak dari mereka saling berjunjung”.
Ia pun menyarankan kepada pemerintah agar selalu memperhatikan pembangunan di kawasan perbatasan Kapuas Hulu. “Saran kami yang perlu diperhatikan oleh pemerintah untuk masyarakat perbatasan, yang pertama sebelum membuat infrastruktur baik jalan, jembatan dan lain-lain ataupun sarana-sarana yang lain kita mesti melakukan pendekatan kebudayaan terlebih dahulu. Adat istiadat masyarakat setempat harus kita jaga, kita perhatikan juga mana yang sudah tidak perlu dengan kondisi sekarang dan mana yang masih perlu. Sehingga, pembangunan akan sinergi dengan perkembangan sosial budaya ini, terutama masalah pendidikan maupun lainnya. Infrastruktur jalan sangat-sangat penting diperhatikan pemerintah, karena itu akan membantu perekonomian masyarakat perbatasan,” tutup Datgaspur Pamtas di Perbatasan Kapuas Hulu.